LEBAK – Sebanyak empat RT di Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten terdampak banjir parah, setelah adanya pembangunan jalan tol Serang-Panimbang.
Empat RT tersebut yaitu 2 RT di Kampung Buek, dan 2 RT di Kampung Pasirkuntul.
Kepala Desa Cisangu, Doli mengungkapkan, bahwa terjadinya banjir di wilayahnya sudah sering terjadi.
Namun, setelah adanya pembangunan jalan tol Serang-Panimbang tahun 2017, banjir semakin parah dan masuk ke permukiman warga.
“Kalau dulu memang sudah banjir, cuma tidak masuk ke permukiman warga. Tapi kalau sekarang itu naik banjirnya ke permukiman,” katanya saat ditemui di rumahnya, Minggu (9/2/2025).
Menurut Doli, terjadinya banjir diakibatkan saluran Sungai Cisangu mengalami pendangkalan.
“Awalnya normal saluran itu, cuma sekarang jadi sempit dan airnya jadi kemana-mana, termasuk juga ke lahan sawah warga,” katanya.
Doli mengaku, sudah pernah mengadukan kepada pihak tol Serang-Panimbang atau PT Wika dan pemerintah Kabupaten Lebak, namun tidak pernah digubris.
“Pernah mengusulkan ke Wika dan Pemda, cuma sebatas respon dan tidak ada hasilnya terkait laporan itu,” ujaranya.
Doli berharap kepada PT Wika dan Pemda Lebak, untuk segera melakukan tindakan.
“Karena kenapa? Karena saya tidak bisa sendiri menghadapi keluhan warga di desa saya. Dan ini harus ada solusi,” ucapnya.
Perlu diketahui, setalah adanya pembangunan jalan tol Serang-Panimbang, sebanyak 115 hektare lahan sawah milik warga terendam banjir.
Akibatnya, beberapa petani mengalami kerugian yang parah karena padi yang sudah ditanami gagal tumbuh. Beberapa petani bahkan harus mengulang proses tanamnya tiga hingga empat kali pada satu kali musim tanam. “Ongkosnya jadi lebih mahal karena harus beberapa kali tanam. Belum lagi padi yang gagal panen. Selama ini pun belum ada pertanggungjawaban dari perusahaan,” terangnya.
