Portalinformasinusantara – Tone Deaf Istilah yang belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial. Tone deaf, merujuk pada sikap atau perilaku seseorang yang tidak peka atau kurang sensitif terhadap situasi atau perasaan orang lain.
Tone Deaf berarti buta nada. Namun, di luar konteks musik, istilah ini juga digunakan dalam situasi sosial dan politik.
Metaforis Tone Deaf dalam istilah modern, “tone deaf” berarti tidak berperasaan, ceroboh, bahkan kejam terhadap sesama makhluk hidup.
Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan pihak-pihak yang berposisi “di atas.” Contohnya adalah pemerintah, politisi, orang kaya, dan bos di perusahaan. Bahkan Presiden sekalipun termasuk.
Namun, istilah ini juga bisa diterapkan pada masyarakat biasa yang memilih tidak memahami atau peduli akan sesuatu.
Sejarah Konsep sudah ada sejak abad ke-18 di Prancis. Misalnya, kutipan “let them eat cake” yang dikaitkan dengan ratu Perancis Marie-Antoinette selama Revolusi Prancis.
Meskipun kutipan ini mungkin tidak benar-benar diucapkan oleh Marie-Antoinette, ia mencerminkan ketidakpedulian terhadap kondisi rakyat biasa.
Tuli Sosial bisa menjadi kebetulan yang dapat diatasi, atau bersifat munafik dan tumpul sehingga sulit diubah.
Istilah ini menggambarkan ketidakpekaan terhadap isu sosial dan politik yang tengah ramai diperbincangkan.
Jadi, “tone deaf” bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang sikap dan empati terhadap sesama.
Termasuk, mengacu kepada orang elite Politik yang selalu mementingkan diri sendiri.
(fyp/red)