banner 728x250

Sudah Pada Tahu.! Peristiwa 15 Agustus 1945 Merupakan Titik Puncak Perjuangan Demi Terciptanya Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945

Kisah Dua Hari Jelang Kemerdekaan Proklamasi hanya hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI

IMG 20240815 171848
Apa yang Terjadi pada 15 Agustus 1945? Kisah Dua Hari Jelang Kemerdekaan
banner 468x60

Portalinformasinusantara – Peristiwa 15 Agustus 1945 merupakan salah satu peristiwa penting jelang kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, jepang menyerah kepada Sekutu.

Ketika Jepang menyerah, rakyat Indonesia nyaris tidak mengetahuinya. Karena pada saat itu rakyat indonesia benar benar buta terhadap berita luar negeri lantaran semua radio disegel.

banner 728x90

Bagi mereka yang nekad ingin mendengarkan siaran radio dari musuh harus sudah siap dengan resiko besar. Resiko ini akan dihadapi apabila pihak Jepang mengetahui hal tersebut. Tak tanggung – tanggung, sang pelanggar akan ditangkap polisi militer Jepang atau Kempetai. Mereka yang ditangkap akan dituduh sebagai mata-mata musuh. Tuduhan ini bisa berbuntut kematian.

Soekarno dan Hatta sebagai pimpinan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terbang ke Dalat. Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan untuk Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) juga terbang ke Dalat. Dalat terletak 250 kilometer timur laut Saigon, Vietnam.

Kedatangan mereka adalah untuk bertemu Marsekal Terauchi. Pasukan Jepang dikabarkan tengah di ambang kekalahan. Mereka akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Pada 10 Agustus 1945, melalui siaran radio Sutan Syahrir seluruh rakyat indonesia akhirnya mendengar jika Jepang telah menyerah kepada Sekutu.

Pejuang bawah tanah pun bersiap memproklamasikan kemerdekaan RI dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah dari Jepang.

Sjahrir pun menyampaikan hal itu kepada penyair Chairil Anwar. Dia membahas mengenai dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan Hiroshima. Akibatnya, Jepang terpaksa menerima kekalahan dan menyerah.

Sjahrir mengetahui hal ini melalui siaran radio luar negeri yang sebenarnya saat itu dilarang. Berita tersebut pun akhirnya tersebar di lingkungan para pemuda, utamanya pendukung Sjahrir.

Pada 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam menuturkan kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman. Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Proklamasi akan dilaksanakan dalam beberapa hari. Tanggal pelaksanaan tergantung cara kerja PPKI.

Walaupun begitu, Jepang ingin kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada 24 Agustus 1945. Sebelumnya, pada 14 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke Indonesia.

Dikutip dari buku Indonesia Merdeka oleh Woro Miswati. Setibanya di Indonesia, Syahrir mendesak Soekarno untuk lekas memproklamasikan kemerdekaan. Ia menganggap hasil pertemuan di Dalat merupakan tipu muslihat Jepang.

Pada saat itu, Jepang benar-benar sudah harus menyerah kepada Sekutu. Hal itu demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis antara anti dan pro Jepang.

Hatta kemudian menceritakan hasil pertemuan di Dalat kepada Syahrir. Dalam hal ini, Syahrir sendiri sudah mempersiapkan pengikutnya yang akan demonstrasi dan mungkin harus bersiap menghadapi bala tentara Jepang.

Syahrir bahkan sudah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan disebarkan.

Sementara, Soekarno belum yakin Jepang memang telah menyerah kalah. Walaupun begitu, proklamasi kemerdekaan ketika itu bisa menimbulkan pertumpahan darah yang besar. Hal ini akan berakibat amat fatal apabila pejuang kita belum siap.

Soekarno juga mengingatkan kepada Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan. Proklamasi hanya hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Di sisi lain, Syahrir menganggap (PPKI) merupakan badan buatan Jepang dan proklamasi oleh (PPKI) hanyalah hadiah dari Jepang.

Pada 15 Agustus 1945, akhirnya Jepang bertekuk lutut kepada angkatan perang Sekutu. Sebagian pemuda dan mahasiswa yang mengetahui kekalahan Jepang pun meneruskan kepada yang lainnya dengan berbisik-bisik. Mereka harus bersiap supaya proklamasi dilaksanakan hari itu juga.

(FYP/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 400x130