Jakarta, portalinformasinusantara.com – Ruas Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan Gedung DPR/MPR, mulai ditutup sejak pukul 10.32 WIB, Senin (25/8/2025). Penutupan dilakukan seiring adanya rencana aksi demonstrasi besar-besaran yang telah digaungkan melalui berbagai platform media sosial.
Berdasarkan pantauan di lapangan, penutupan arus lalu lintas telah diberlakukan di persimpangan menuju Jalan Gerbang Pemuda. Sementara itu, ruas tol dalam kota yang mengarah ke Slipi masih terpantau normal dengan kondisi lalu lintas ramai dan lancar. Namun, data dari aplikasi Google Maps menunjukkan dampak penutupan jalan membuat arus lalu lintas dari Jalan Gatot Subroto menuju Senayan mengalami kemacetan parah.
Masyarakat Ibu Kota pun diimbau untuk menghindari jalur tersebut agar tidak terjebak dalam kepadatan arus kendaraan. Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih berdatangan menuju lokasi dan unjuk rasa belum dimulai. Aparat kepolisian bersama unsur gabungan terlihat telah berjaga di sekitar kawasan DPR/MPR.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menyampaikan bahwa sebanyak 1.250 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dikerahkan untuk mengawal jalannya aksi. Ia menegaskan, pola pengamanan dilakukan dengan pendekatan humanis tanpa melibatkan senjata api.
Seruan Demo 25 Agustus 2025 Menggema di Media Sosial
Rencana aksi unjuk rasa pada Senin, 25 Agustus 2025, telah ramai menjadi perbincangan publik di media sosial. Ajakan untuk turun ke jalan tersebar luas melalui platform X (sebelumnya Twitter) serta pesan berantai WhatsApp. Sejumlah akun dengan jumlah pengikut besar ikut memperkuat penyebaran seruan tersebut.
Gedung DPR RI di Senayan, Jakarta, disebut sebagai titik utama konsentrasi massa. Selain itu, sempat pula mencuat rencana aksi di Alun-Alun Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sebagai kelanjutan dari “Demo Pati Jilid 2”. Namun, kabar terakhir menyebutkan bahwa aksi di Pati berpotensi batal dilaksanakan.
Adapun tuntutan yang menyeruak di tengah publik cukup kontroversial. Di antaranya, seruan pembubaran lembaga DPR RI, desakan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mengeluarkan dekrit, hingga dorongan agar aparat penegak hukum menindaklanjuti dugaan kasus korupsi yang menyeret keluarga Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Tidak hanya itu, terdapat pula tuntutan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Situasi ini masih terus berkembang dan menjadi perhatian nasional, seiring meningkatnya eskalasi seruan aksi dari berbagai kalangan.