Portal-Inofrmasi, Kasepuhan Cisitu merupakan salah satu Suku Sunda yang terletak di Desa Kujangsari dan Desa Situmulya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten-Indonesia yang masih menjaga “Tali Panti Wangatua Nenek Moyang dari Dulu hingga Sekarang”.
Tahun Seren dilaksanakan sejak tahun 1621 hingga sekarang dimana Kasepuhan Cisitu merupakan salah satu keturunan dari “Guru Cucuk Pangutas Jalan”. Menurut gambaran sejarah garis lama “Cisitu baheula” bahwa, “Guru Cucuk” mempunyai peranan yang sangat penting untuk memulai, apabila dimulai oleh keturunan ini maka “Moal Aya Leweng Wangsit Lebak Sangar Lamun Keturunan Guru Cucuk Pangutas Jalan Anu Ngamimitian”
Ketua Adat Kasepuhan Cisitu Yoyo Yohenda alias Abah Yoyo mengatakan bahwa acara Seren Tahun merupakan sebuah upacara adat yang di lakukan setelah panen padi, upacara ini dilakukan tiap tahun secara rutin dan di ikuti seluruh masyarakat adat kasepuhan Cisitu mulai dari anak-anak sampai orang dewasa semuanya ikut ambil bagian dalam upacara ini.
“Upacara Seren tahun ini merupakan salah satu Ekspresi Budaya Tradisonal, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar, termasuk wisatawan lokal dan mancanegara” kata Abah Yoyo dalamrilis yang diterima redaksi.
Secara etimologi yang dimaksud dengan Guru itu sendiri adalah orang tua sedangkan Cucuk artinya runcing/tajam. Dimana salah satu tradisi yang masih di pertahankan oleh kasepuhan Cisitu adalah “Seren Tahun”.
Hadir dalam acara yang digelar selama 7 hari 7 malam di tanah adat kasepuhan Cisitui yaitu, Ibu Airin Rachmi Diany, Brigadir jendral TNI Fierman Sjafirial Agustus Komandan Korem 064 Maulana Yusup beserta keluarga dan rombongan, Kepala Kejaksaan Negeri Lebak Ibu Maya Sari, S.H., MH. Dandim 0603 kebupaten Lebak Letkol Inf Herbert Roni Parulian S beserta ibu dan rombongan, Kapolres Lebak AKBP Suyono S.I.K dan ronbongan Pj bupati Lebak Bapak Iwan Kurniawan, S.T, M.M, Kepala dinas pariwisata dan budaya kabupaten Lebak Bapak Iman Rismahayadin, Rukka Simbolinggi, AMAN, dan Pandita Agung Putra Nata Siliwangi Manuabe.
“Pada esensinya Seren Tahun merupakan ritual adat yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Dewi Sri Pohaci yang telah memberikan limpahan rahmat dan anugerahnya dalam wujud hasil panen yang melimpah” lanjut Abah Yoyo.
Dijelaskan Abah Yoyo, bagi masyarakat lokal Kasepuhan Cisitu Upacara Adat Seren Tahun wajib diikuti oleh seluruh kepala keluarga dengan cara menyediakan aneka masakan dan kue-kuean khas Adat Kasepuhan Cisitu guna menjamu setiap tamu maupun pengunjung yang datang untuk menyaksikan Ekspresi Budaya Tradisional Seren Tahun.
Bila di hitung secara total kebutuhan biaya kegiatan Seren Tahun Kasepuhan Cisitu di perkirakan mendekati angkat kurang lebih 1-2 milyar, anggaran tersebut di gunakan oleh seluruh masyarakat adat kasepuhan Cisitu untuk membeli kebutuhan di dalam rumah tangganya masing-masing,
“karena seluruh masyarakat adat Cisitu terlibat langsung dalam merayakan tradisi ini secara turun temurun, seren tahun merupakan prosesi serah terima dari panen tahun lalu untuk tahun yang akan datang dengan harapan selalu di beri keberkahan oleh Allah SWT” kata Kasepuhan Cisitu Abah Yoyo Suhenda. –(Yudistira)-