JAKARTA | Portalinformasinusantara.com — Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa para mitra dan pemilik yayasan pengelola Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi (SPPG) wajib menunjukkan kepedulian sosial terhadap sekolah-sekolah yang siswanya menjadi penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepedulian tersebut dinilai sejalan dengan tujuan awal program yang dirancang untuk memperbaiki kualitas gizi sekaligus lingkungan belajar peserta didik.
Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang menyampaikan himbauan itu saat membuka Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 11 Desember 2025.
“Mbok kalau ada sekolah yang gentingnya bocor itu disumbang, dibenerin. Mbok kalau tidak punya WC, ya dibangunkan WC,” tegas Nanik.
Baca Juga: Ironi MBG: Makanan dari Dapur, Masalah Ditanggung Sekolah
Latar Belakang Keterlibatan Yayasan dalam MBG
Nanik menjelaskan, sejak tahap perencanaan pada tahun 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan agar pengelolaan layanan gizi harian tidak melibatkan PT atau CV, melainkan yayasan yang menaungi bidang pendidikan, keagamaan, dan sosial.
“Beliau berpikir yayasan pendidikan, agama—agama apa pun—dan yayasan sosial itu umumnya tidak punya kepentingan komersial. Karena ini bantuan pemerintah, maka yayasan dianggap paling tepat,” ujar Nanik.
Namun, seiring percepatan pembangunan, muncul sejumlah yayasan baru yang sebenarnya tidak bergerak di bidang pendidikan, agama, maupun sosial. Fenomena ini memunculkan potensi penyimpangan orientasi, terutama dalam pembelanjaan bahan baku.
Peringatan BGN: Jangan Kurangi Kualitas Bahan Baku
Nanik mengkritisi praktik sebagian mitra yang sengaja menekan kualitas bahan pangan guna mengejar keuntungan.
“Jangan beli semangka setipis tisu, jangan kasih anggur cuma tiga biji. Nek anggure mung telu, opo pengaruhe gizine? Ya mbok enam buah. Jangan main-main harga. Anda kan sudah dapat insentif Rp 6 juta per hari,” tegasnya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Instruksikan Evaluasi TKD, Menkeu Purbaya Ungkap Kebocoran Belanja Daerah
Menjaga Hati Nurani dalam Pelaksanaan MBG
Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Kementerian/Lembaga untuk Program MBG itu meminta agar mitra tetap berpegang pada prinsip moral.
“Kalau pun mencari untung, ambillah sedikit saja, yang masuk akal. Jangan berlebihan,” ujarnya.
Nanik menambahkan bahwa imbauan ini akan diperkuat melalui regulasi. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Sony Sonjaya, Wakil Ketua BGN Bidang Tata Kelola, untuk menyusun petunjuk teknis yang lebih tegas dan akan diterapkan dalam waktu dekat.
“Tiga puluh persen pendapatan mitra harus digunakan untuk kegiatan sosial dan pendidikan. Minimal ini agar kita tidak mencederai keinginan Presiden,” kata Nanik.
Editor | Portalinformasinusantara.com
Tegas • Faktual • Tajam • Berpihak pada Kepentingan Publik















