banner 728x250

Majelis Dzikir Bumi Alit Pajajaran Gelar Halaqoh Kebangsaan, Bersatu Mengawal Demokrasi, Serukan ASN, TNI, dan Polri Netral

malis dzikir 23
para ulama saat menggelar Halaqoh Kebangsaan bertempat di Padepokan Bumi Alit Paaaran
banner 468x60

SERANG- Majelis Dzikir Bumi Alit Pajajaran Kampung Sijunjung, Cikeusal, Serang, Banten, menggelar Halaqoh Kebangsaan yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024.

Acara ini mengusung tema “Peran Ulama Mengawal Demokrasi: ASN, TNI, dan Polri Wajib Netral”. Menariknya, kegiatan ini dihadiri oleh tokoh lintas agama yang berkumpul untuk memperkuat komitmen dalam menjaga keutuhan demokrasi di Indonesia.

banner 728x90

Hadirnya tokoh lintas agama dalam acara ini memperlihatkan sinergi lintas kepercayaan dalam menjaga netralitas aparatur negara. Para pemuka agama yang hadir turut menyatakan deklarasi yang terdiri dari umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, hingga Buddha, menunjukkan bahwa keutuhan bangsa dan demokrasi adalah tanggung jawab bersama, terlepas dari latar belakang agama.

BACA: Airin Sebut Ada Ketimpangan Pendidikan Signifikan di Banten

Deklarasi tersebut disambut dengan antusias oleh para peserta Halaqoh Kebangsaan yang hadir dan menegaskan persatuan dan tanggung jawab bersama dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah situasi politik yang kian memanas.

Dikatakan K.H. Elang Mangkubumi, pimpinan Majelis Dzikir Bumi Alit Pajajaran, yang menjadi tuan rumah dalam acara ini, menekankan pentingnya netralitas ASN, TNI, dan Polri dalam menjaga stabilitas dan integritas demokrasi.

“Para ulama lintas agama hadir di sini untuk menunjukkan komitmen yang sama: menjaga keutuhan bangsa. Demokrasi harus dijaga oleh semua elemen, dan ASN, TNI, serta Polri harus tetap netral, tanpa memihak demi terciptanya keadilan dan kedamaian di negara ini,” ujarnya di hadapan hadirin.

Sementara tokoh Katholik, Yosep marlaung saat orasi kebangsaan menegaskan buah reformasi ialah Demokrasi, TNI ASN Polri harus netral, dan tolong kawal suara kami jangan smpai tercecer dijalan tidak terpakai.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 19.30 WIB ini berlangsung penuh khidmat. Tausiah dan pesan kebangsaan yang disampaikan tidak hanya datang dari K.H. Elang, tetapi juga dari pemuka agama lainnya, dirinya mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan dan toleransi di tengah perbedaan.

Dzikir dan doa lintas agama juga dilakukan sebagai bentuk simbolis untuk memperkuat persatuan bangsa dan mendoakan kelancaran proses demokrasi di Indonesia, khususnya menjelang pemilu.

BACA: Airin-Ade: Pemerataan Pembangunan Banten Selatan dan Utara, Wujudkan Banten Maju Bersama

Acara ini mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman, di mana ulama dari berbagai agama bersatu untuk mendeklarasikan pentingnya menjaga perdamaian dan mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi maupun golongan.

Dalam suasana penuh hikmat, ulama lintas agama yang berkumpul di Majelis Dzikir Bumi Alit Pajajaran, Serang, menyampaikan deklarasi yang menegaskan komitmen mereka untuk mengawal demokrasi di Indonesia. Dengan diawali bacaan Bismillahirohmanirrohim dan atas rahmat Allah Tuhan Yang Maha Esa, mereka menyatakan tekad bersama untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menjunjung tinggi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan persatuan bangsa.

Para ulama lintas agama ini juga menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menciptakan suasana demokrasi yang aman, damai, dan tenteram, serta menegakkan prinsip-prinsip demokrasi yang jujur dan adil. Mereka mengutuk segala bentuk tindakan yang merusak nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia, serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketenangan dalam pelaksanaan pemilu yang akan datang.

Himbau ASN, TNI, POLRI Netral

Lebih lanjut, mereka menghimbau kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), aparat penegak hukum, TNI, POLRI, serta panitia dan pengawas pemilu untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan profesional dan netral, demi terwujudnya pemilu yang berintegritas. Dalam deklarasi ini juga ditegaskan penolakan tegas terhadap segala bentuk intervensi dan intimidasi yang dapat mencederai proses demokrasi.

Ulama lintas agama Kabupaten Serang ini menutup deklarasi dengan harapan besar agar pemilu ke depan dapat melahirkan pemimpin yang mampu membawa kemajuan bagi daerah serta mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Kegiatan Halaqoh Kebangsaan ini ditutup dengan komitmen bersama dari seluruh peserta untuk terus menjaga harmoni dan menolak segala bentuk provokasi yang dapat memecah belah bangsa.

Yudistira

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 400x130