JAKARTA, (PIN) – Penetapan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek ternyata juga menjadi sorotan media asing.
Salah satunya, kantor berita The Associated Press (AP) yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Dalam laporannya, AP menulis bahwa Nadiem merupakan salah satu pendiri platform transportasi daring sekaligus pembayaran digital, Gojek.
Nadiem disebut ditangkap pada Kamis (4/9/2025) sebagai bagian dari penyelidikan skandal korupsi terkait pengadaan Chromebook untuk sekolah-sekolah di Indonesia. Penangkapan dilakukan setelah ia menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung.
AP menyoroti bahwa fokus pemeriksaan mengarah pada peran Nadiem selaku Mendikbudristek, khususnya dalam pengawasan proyek digitalisasi sekolah saat pembelajaran jarak jauh diberlakukan akibat pandemi Covid-19.
“Saya tidak melakukan apa-apa, kebenaran akan terungkap. Tuhan akan mengungkapkan kebenaran! Sepanjang hidup saya, integritas adalah nomor satu, kejujuran adalah nomor satu. Semoga Tuhan melindungi saya,” ujar Nadiem kepada wartawan sebelum masuk mobil tahanan, dikutip dari Associated Press.
Proyek Rp9,3 Triliun
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung, Nurcahyo Jungkung Madyo, mengungkapkan proyek pengadaan laptop ini bernilai Rp9,3 triliun dengan potensi kerugian negara mencapai Rp1,9 triliun.
Penyidik menduga Nadiem secara khusus mendorong penggunaan Chromebook berbasis Google, meski tim peneliti kementerian tidak merekomendasikan produk tersebut karena dinilai kurang efektif di wilayah dengan keterbatasan akses internet.
Namun, Nadiem menegaskan program Chromebook sukses berjalan. Ia mengklaim 97 persen dari lebih 1 juta unit laptop telah didistribusikan ke 77 ribu sekolah pada tahun 2023.
Selain AP, media Singapura The Straits Times juga memberitakan kasus ini. Media tersebut menulis Nadiem sempat bertemu enam kali dengan perwakilan Google Indonesia. Meski demikian, pihak Google Indonesia menolak memberikan komentar.
Google menegaskan bahwa mereka hanya bekerja sama dengan reseller dan mitra resmi, sementara transaksi tetap dilakukan langsung dengan instansi pemerintah.
Pada Juli lalu, Kejaksaan Agung bahkan menggeledah kantor perusahaan teknologi GoTo (gabungan Gojek-Tokopedia) untuk mencari bukti tambahan. Namun, hingga kini belum ada detail hasil penggeledahan tersebut.
“Operasional GoTo tidak pernah berkaitan dengan tugas Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, termasuk dalam pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek,” jelas Direktur Hubungan Masyarakat dan Komunikasi GoTo, Ade Mulya, dalam pernyataan tertulis, dikutip The Straits Times.
Sebagai catatan, Nadiem resmi meninggalkan Gojek usai diangkat Presiden menjadi Menteri pada 2019. Dua tahun kemudian, pada 2021, Gojek bergabung dengan Tokopedia membentuk GoTo, yang kini menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia.















