LEBAK– Pengamat politik Adib Miftahul menilai banyak terjadi anomali politik luar biasa yang terjadi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Provinsi Banten.
Dirinya juga menyikapi banyaknya calon kepala daerah yang sebelumnya diunggulkan menang, namun hasilnya berbanding terbalik.
Dikatakan Adib, banyak kajian akademis lembaga survey yang berantakan, khususnya untuk Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Banten.
“Hasil kajian akademis lembaga survey berbalik 180 derajat, terutama untuk Pilgub. Di mana orang yang elektabilitas (dan) popularitasnya 70 persen, kalah sama orang yang nggak nyampe 20 persen. Itu terjadi (di Banten),” kata Adib, Jumat (29/11/2024).
Namun, lanjut Adib, anomali politik yang terjadi akhirnya menimbulkan tanda tanya. Ia mencontohkan, kasus serupa dengan Pilgub juga terjadi di Pilkada Kabupaten Serang.
Ia menilai, kekalahan Andika Hazrumy di Pilkada Kabupaten Serang merupakan pukulan telak.
“Di mana kita tahu, Kabupaten Serang dikenal sebagai episentrum (pusat), muruah, kandangnya dinasti Rau. Dan saya melihat ini linier dengan kontestasi yang teejadi di Pilgub Banten, yang nggak jauh dari keluarga Rau yaitu Bu Airin,” ucapnya.
Padahal, kata Adib, di atas kertas, Andika Hazrumy dipastikan menang mudah pada Pilkada Kabupaten Serang. Namun, yang terjadi calon Bupati Serang nomor urut 01 itu kalah.
“Tapi, fakta yang paling dominan ada kebosanan dari publik, masyarakat daru pemimpin sebelumnya tidak banyak perkembangan dan kemajuan. Sehingga ada warga yang ingin perlu perubahan,” ungkapnya.
Padahal, lanjut Adib, visi dan gagasan figur baru yang menjadi lawan Andika juga biasa saja. Namun, bisa meraup suara tinggi.
“Yang tidak bisa dipisahkan peran KIM (Koalisi Indonesia Maju) plusnya bergerak maksimal. Jadi orang ingin perubahan, ada sosok baru, mesin partai banyak dan didukung kekuasaan bisa menumbangkan kandidat juara,” pungkasnya. (**/)