Example floating
Example floating
Berita  

Polemik Kepemimpinan Kepsek SMPN 4 Rangkasbitung “Ibarat Bom Waktu yang Siap Meledak”

smpn 4
SMPN 4 Rangkasbitung

LEBAK, – Kepemimpinan Kepala Sekolah SMPN 4 Rangkasbitung Kabupaten Lebak menimbulkan polemik dikalangan pemerhati pendidikan. Lantaran banyak kebijakan yang diambil Kepsek dirasa tidak berpihak kepada kepentingan siswa didik.

Dalam menyelesaikan sebuah persoalan yang berada di lingkungan SMPN 4, banyak hal secara kasat mata nampak tidak ada persoalan. Namun, jika ditelaah lebih jauh persoalan tersebut bak bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Misalnya, soal kejadian adanya kebijakan yang diambil oleh sang pemimpin di SMPN 4 tersebut. Diantaranya soal kewajiban siswa. Mereka harus mengganti secara utuh buku mata pelajaran yang rusak ataupun hilang tidak sengaja buku pelajaran yang baru.

logo

Parahnya lagi, bagi seluruh siswa didik disiapkan semacam kotak untuk diisi dengan uang. Alasannya, kutipan uang tersebut untuk partisipasi pemeliharaan buku.

BACA: Kisruh di MTSN 1 Lebak, “Dampak Dari Lemahnya Mental Seorang Kamad”

Selain itu, pernah terjadi semacam perundungan pada waktu siswi mendapatkan pelatihan pada salah satu kegiatan. Nampak dari video yang sempat menjadi viral di medsos. Seorang guru pembimbing memukul siswi tepat di muka. Namun, persoalan tersebut seolah selesai dan tidak lagi mencuat.

Pernah pula ada kejadian seorang siswa yang mengancam akan mencalakai seorang guru. Persoalan itu sempat membuat heboh. Namun, kembali bisa dibuat adem tanpa adanya tindakan dari liding sektor yang lebih tinggi yakni Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak.

Di internal sekolah, kebijakan kepsek dari sisi manajemen pengelolaan dana anggaran Biaya Operasional Sekolah (BOS) terlihat seperti ada kelompok kelompok tertentu yang mendapatkan kewenangan penuh, sementara kelompiok lain hanya diadikan penonton,

Hal ini terungkap saat wartawan melakukan cek dan ricek ke salah satu guru pengajar. Guru tersebut wanti-wanti agar namanya tidak di publikasikan (redaksi berhak menyembunyikan nama narasumber). Guru tersebut mengatakan bahwa segala kebijakan yang ditetapkan oleh Kepsek itu lebih ke arah sang guru. Sang guru merupakan istri dari sang kepsek yang menjadi prioritas.

Menurut keterangan yang berhasil dihimpun, polemik yang terjadi. Itu dampak dari kepsek yang kebetulan istrinya juga berada di tempat yang sama. Walaupun memang sang istri kepsek tersebut hanyalah seorang guru pendidik. namun terlihat adanya kebijakan yang lebih menitik beratkan ke sang istri kepsek.

“Ya pa, (menyebut nama wartawan) terlihat kalau pa kepsek dalam menenentukan kebijakan di sekolah ada campur tangan sang istri. Harusnya profesional. Sebab urusan rumah sama urusan sekolah itu beda,” ungkap sumber.

Artinya, Kepsek tersebut dalam menentukan kebijakan diduga ada campur tangan sang istri yang lebih dominan dalam menetukan arah kebijakan.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jendral Barisan Rakyat Lawan Korupsi Nusantara, Hasan Basri SPd. I mengatakan, bahwa timbulnya polemik di lingkungan SMPN 4 Rangkasbitung itu. diduga kuat terjadi akibat dari adanya kewenangan yang melebihi batas yang telah ditentukan (abuse of power). Diduiga kuat abuse of power dilakukan oleh oknum guru yang ternyata juga istri dari Kepala Sekolah.

“Sah – sah saja memang di lingkungan SMPN 4 ada ASN dengan status suami istri, namun kalau saya cermati dari beberapa kejadian serta tingkat penyelesaian yang dilakukan pihak sekolah, harusnya sikap dari seorang pimpinan itu absolut” katanya. Sabtu. (07/9/24).

Aktivis yang keseharian akrab dengan panggilan Acong ini menegaskan bahwa polemik tersebut bisa mencuat keluar dipastikan dampak dari adanya ketidakpuasan dari dewan guru yang ada di SMPN 4 “Golongan yang termarginalkan” sehingga akan berdampak terhadap kredibilitas sekolah itu sendiri.

“Ibarat bom waktu yang siap meledak, jika dibiarkan persoalan abuse of power tersebut dipastikan akan mengguncang dan mencoreng dunia pendidikan di Lebak” lanjut Acong.

“Dampak yang paling sangat dikhawatirkan tentunya bagi siswa yang ada di SMPN 4, secepatnya saya akan melakukan konsultasi dengan pihak Dinas pendidikan agar memberikan sikap yang tegas, dan tentunya agar situasi bisa kembali kondusi” tadasnya. (**/)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *